Langsung ke konten utama

Adam Khoo: Semua Berawal Dari Keyakinan

PERNAH baca buku tentang pengembangan motivasi "Master Your Mind Design Your Destiny" karangan Adam Khoo Yean Ann ? Buku ini terbitan lama, tahun 2006 lalu, tapi akan tetap relevan sampai kapanpun.

Buku yang kalau diterjemaahkan judulnya berbunyi "Kendalikan pikiran Anda, kemudian arahkan pikiran ke tujuan yang akan dicapai" ini bisa dikatakan berdasarkan pengalaman penulisnya sendiri, Adam Khoo. Ia adalah Chief Executive Officer PT Adam Khoo Learning Technologies Group Pte Ltd, salah satu perusahaan pelatihan, pendidikan dan konsultan motivasi terbesar di Singapura, bahkan Asia. Khoo juga konsultan bursa Singapura.

Namun, mungkin tak banyak yang tahu, pria kelahiran Singapura pada 8 April 1974 ini masa kecilnya dicap sebagai murid yang bodoh, malas, agak terbelakang dan dinilai orang tanpa harapan.

Masa kecilnya dihabiskan dengan main game komputer dan nonton TV. Tatkala masuk SD di St Stephen, Singapura, ia benci membaca dan malas belajar. Akibatnya, pada usia delapan tahun, saat duduk di kelas 3, Khoo dikeluarkan dari sekolah karena tidak naik kelas dan lantas ia pindah ke sekolah lain.

Dengan segala kemalasan dan kebodohannya itu, ia diterima di SMP yang dicap sekolah terjelek. Di sekolah itupun, Khoo termasuk yang paling bodoh. Orangtuanya mencoba mengirimkan Khoo ke berbagai les dan kursus, namun tak ada artinya.

Mulai sadar diri
Pada umur 13 tahun, orang tuanya mencoba mengirimkan Adam Khoo kurus pengembangan potensi, Super-Teen Program, yang diajari Ernest Wong, yang menggunakan teknologi Accelerated Learning, Neuro Linguistic Programming (NLP) dan Whole Brain Learning.

Dalam kursus tersebut, Wong memompakan keyakinan pada Khoo, bahwa dia bisa, bahwa semua orang bisa menjadi genius dan menjadi pemimpin walaupun awalnya goblok sekalipun. "Satu-satunya hal yang bisa menghalangi kita adalah keyakinan yang salah serta sikap yang negatif," ujar Wong suatu ketika.

 Kata-kata ini mempengaruhi Adam Khoo. Dia akhirnya memiliki keyakinan bahwakalau ada orang yang bisa mendapatkan nilai A, dia juga bisa. Selama ini Adam Khoo bodoh, karena dia masih muda, naif, dan menerima sepenuh hati kata-kata orang lain yang negatif. Prinsip pertama yang Adam Khoo pelajari adalah, bahwa keyakinan merupakan sakelar "on" dan "of" atas potensi otak. Keyakinan negatif yang dia pahami seperti anak bodoh, pemalas, tidak berbakat ternyata hal pertama yang selama ini membelenggu Adam khoo dalam meraih kesuksesan.

Sejak itu, Khoo mulai menentukan target dalam hidupnya,Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, yaitu mendapatkan nilai A untuk semua pelajaran agar bisa masuk Victoria Junior College (SMA terbaik di Singapura), tujuan jangka panjangnya masuk National University of Singapore dan menjadi murid terbaik di sana.

Tak hanya itu, Khoo yang saat itu usianya baru 15 tahun, mulai menetapkan tujuan untuk berbisnis. Sebagai remaja umumnya yang senang pesta, Khoo, bersama tiga temannya berbisnis usaha disko. Ia memakai rumah neneknya untuk tempat berdisko, dimana remaja yang berdisko ditarik biaya. Ia juga melahap semua buku tentang bagaimana berinvestasi, seperti bukunya Donald Trump dan Warren Buffet.

Usia 17 tahun, Khoo dengan penuh keyakinan, menjadi pelatih motivasi freelance di sekolah-sekolah menengah, khususnya untuk siswa dengan nilai buruk dengan bayaran Sing$25 per siswa.

Sementara itu, di sekolahnya sendiri, Khoo akhirnya meraih ranking pertama saat lulus SMA, diterima di Victoria Junior College dan mendapatkan nilai A bulat untuk tiga mata pelajaran favoritnya. Akhirnya dia diterima di National University of Singapore (NUS), bahkan Khoo dimasukkan ke NUS Talent Development Program yang diberikan hanya pada 10 mahasiswa yang dianggap jenius.

Sebelum lulus dari NUS, Khoo menulis buku berisi kumpulan semua cetak biru strategi dalam meraih kesuksesan akademik. buku itu berjudul " I Am Gifted, So Are You ! diluncurkan pada tahun 1998 dan menjadi best seller di Singapura dalam 6 bulan.


Jadi pembicara
Dari hasil penjualan bukunya itu, pada tahun 2000, Khoo yang saat itu berusia 26 tahun, mulai berinivestasi di bursa Singapura, menjadi pembicara pengembangan motivasi di berbagai perusahaan dengan bayaran Sing$2000 per jam. Lewat bermain bursa, dalam waktu hanya satu tahun, Khoo berhasil menangguk keuntungan Sing$1,2 juta.

Adam Khoo juga membaca berbagai buku, seperti buku orang-orang sukses, buku tentang peningkatan kesejahteraan, psikologi, bahasa, dan pengembangan kepribadian. dan mulai mempraktekkan apa yang telah dia pelajari dengan bertindak secara masif.


Sampai saat ini, Adam Khoo telah berbicara di hadapan lebih dari 50.000 guru,mahasiswa, profesional, manager, dan CEO, untuk materi pengembangan kepribadian, strategi berinvestasi serta bisnis. Tahun 2012 lalu, omset Khoo dari semua bisnis dan jadi pembicara mencapai Sing$30 juta.

Sejalan dengan meningkatnya bisnis, kesejahteraan, dan popularitas Adam Khoo secara eksponensial selama tiga tahun berikutnya, mulai membentuk visi pribadinya.Dia menemukan apa tujuan hidupnya yang sesungguhnya.

"Saya belajar bahwa yang sesungguhnya menggerakkan saya bukanlah uang semata, melainkan juga terpenuhinya harapan saya untuk mampu membuat banyak orang sadar dan menghidupkan potensi mereka yang besar sekali. saya menyadari bahwa banyak orang, siapapun mereka, jika mereka memiliki pengetahuan tentang bagaimana menguasai kepribadian, juga akan mampu membuat keajaiban dalam hidup mereka."

Khoo juga pernah menjabat sebagai Direktur Lembaga Promosi Kesehatan Singapura (2009-2010), anggota Young President Organization (YPO) Singapura, yakni klub eksekutif yang hanya diperuntukkan bagi pemiliki usaha dengan omzet tahunan minimal Sing$9 juta dan berusia dibawah 50 tahun.

Perusahaannya, PT Adam Khoo Learning Technologies Group Pte Ltd, kini menjadi salah satu konsultan 
terbesar di Asia dengan cabangnya di berbagai negara Asia, termasuk Di Indonesia, yakni di Jakarta dan Surabaya. Yanuar Jatnika/Berbagai sumber/dimuat di Harian Jurnal Nasional edisi 4 November 2013

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Shinta W Dhanuwardoyo: Sang Srikandi Dunia Maya

Ketika Shinta Witoyo Dhanuwardoyo memutuskan menjadi pengusaha di ranah industri digital 18 tahun lalu, Indonesia terbilang masih awam dengan internet. Namun, naluri membimbingnya dengan jitu. Setelah jatuh bangun belasan tahun, Shinta kini berupaya mengerek Indonesia sebagai pemain dalam peta global industri digital. Tahun 2009 lalu, Shinta masuk dalam 99 Most Powerful Women 2009 versi Majalah Globe Asia Selepas tengah hari di kantor Bubu.com di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Shinta muncul di ruang tamu dengan perbawanya yang anggun. Rangkapan atasan longgar yang dikenakannya berayun mengikuti gerak tubuhnya. Sinar wajah Shinta yang sedikit melankolik tertangkap di awal pertemuan. Namun, rona melankolik itu sontak berubah jauh lebih bersemangat ketika dirinya mulai menerangkan soal industri digital. Cara bicaranya teratur, dengan tempo sedang, dan sarat kepercayaan diri. Selepas lulus sebagai sarjana arsitektur, Shinta mengajukan diri kepada ayahnya, Edi Witoyo

Ridwan Jasin Zachrie: Segala Sesuatu Mesti Good Governance

KALAU ingin sukses dalam berkarir dan dalam kehidupan, bersikaplah dinamis, Jangan pasif dan statis. Jangan pernah berhenti berkarya dan belajar serta jangan ragu untuk berbuat hal positif. Prinsip hidup itulah yang mungkin membawa Ridwan Jasin Zachrie sukses menduduki berbagai jabatan puncak di beberapa perusahaan yang berbeda sektor bisnisnya. Sejumlah sektor bisnis pernah digeluti oleh pria pelontos ini, bahkan sempat menjadi diplomat. Pria kelahiran Jakarta, 27 April 1969 ini juga merupakan salah satu pengibar bendera Recapital. Ridwan sempat menduduki jabatan penting di Recapital Group, perusahaan investasi yang dimiliki pengusaha muda Sandiaga Salahuddin Uno dan Rosan P Roslani. Ridwan pernah menjadi komisaris di PT Asuransi Jiwa Recapital (2007-2011), hingga menjadi managing director di PT Recapital Advisors - Recapital Group (2006-2011). Sejak 2008, dia pun dipercaya menjadi salah satu komisaris di PT Recapital Securities. Ridwan juga sempat dipercaya menj

Hirotada Ototake: Tak Perlu Lahir Normal untuk Bahagia

Awal April 2016 lalu, sebuah harian di Jepang memberitakan, Hirotada Ototake siap mengikuti pemilihan anggota parlemen Jepang dari Partai Demokrat-Liberal yang berkuasa saat ini di Jepang. Bila terpilih, Ototake menjadi penyandang disabilitas pertama yang jadi anggota parlemen Jepang.  Ototake memang penyandang disabilitas. Lelaki kelahiran Shinjuku, Tokyo, Jepang, pada  6 April 1976 itu, sejak lahir mengidap Tetra Amelia Syndrome, yakni kelainan bawaan yang langka yang membuat pengidapnya tak mempunyai lengan dan kaki. Walaupun begitu, secara kapabilitas, Ototake sangat pantas masuk jadi anggota parlemen. Dalam 15 tahun terakhir ini, Ototake sukses mengukir  prestasi sebagai penyiar televisi, wartawan olahraga, penulis buku, dan motivator. Tahun 1998 lalu, ia menulis buku autobigrafi yang menceritakan tentang bagaimana perjalanan hidupnya yang tanpa lengan dan kaki mampu menjalani kehidupan normal, menjalani pendidikan di sekolah-sekolah favorit dan lantas meniti k