DUNIA akan menghadapi apa yang namanya the end of the age of abundance, yakni masa depan di mana sumber daya yang paling dasar, yakni bahan pangan, energi dan air, akan menjadi langka.
International Energy Association memperkirakan, pada tahun 2030, umat manusia perlu menghasilkan energi 50 persen lebih banyak dari yang diproduksi sekarang. Pada masa itu juga, umat manusia harus memproduksi 50 persen lebih banyak bahan pangan daripada yang kita panen saat ini.
Hal itu dikatakan Paul Polman, Chief Executive Officer (CEO) PT Unilever, sebuah perusahaan multinasional yang memproduksi beragam kebutuhan sehari-hari konsumen, mulai dari sabun mandi, sabun cuci, pasta gigi, makanan sampai eskrim.
"Kita perlu memikirkan bagaimana implikasi dari semua ini terhadap ketersediaan bahan pangan, air, sanitasi dan kebersihan dasar di kota-kota besar seperti Calcutta, Istanbul dan termasuk Jakarta. Unilever ingin menjadi bagian dari solusi untuk masalah ini. Kami percaya bahwa kami bisa berkontribusi," ayah tiga anak ini menerangkan.
Pria kelahiran Enshede, Belanda, pada 11 Juli 1956 ini dikenal sebagai tokoh bisnis terkemuka dalam gerakan keberlanjutan perusahaan. Tahun 2009 lalu, ia dipercaya menjadi Wakil Ketua Dewan Bisnis Dunia untuk Pengembangan Berkesinambungan.
Polman memulai karirnya di Procter & Gamble pada tahun 1979 dengan menjabat berbagai posisi eksekutif senior, termasuk sampai menjabat Group President of Europe pada tahun 2001. Tahun 2006, pria tiga anak ini bergabung dengan Nestle sebagai Chief Financial Efficer sekaligus merangkap Kepala Perwakilan Amerika. Januari 2009, Paul dipilih Unilever sebagai CEO menggantikan Patrick Cescau.
Sebagai CEO Unilever, dia berambisi untuk memperluas bisnis perusahaannya sekaligus mengurangi emisi terhadap lingkungan dan meningkatkan dampak positif bagi masyarakat. Sebagai bentuk pengakuan terhadap kontribusinya, Polman telah memperoleh Penghargaan Dewan Atlantik untuk Kepemimpinan Bisnis yang Luar Biasa dan Penghargaan CKPrahalad untuk Kepemimpinan Berkesinambungan Global.
Polman juga duduk sebagai Dewan Direksi Forum Consumer Goods global, anggota dewan konservasi internasional, wakil ketua kelompok kerja ketahanan pangan B-20, dan berbagai jabatan internasional lainnya dalam lingkup ketahanan pangan dan bisnis berkelanjutan.
Pria yang gemar membaca, lari marathon, dan naik gunung ini mengatakan, Unilever memiliki strategi untuk menumbuhkan bisnis dua kali lipat tanpa meningkatkan dampak negatif terhadap sumber daya di bumi. Saat ini, size bisnis Unilever, menurut Paul, sebesar 40 miliar euro, dan ditargerkan naik dobel menjadi 80 miliar euro dalam beberapa tahun ke depan. Namun, di saat bersamaan, pihaknya berupaya menurunkan dampak lingkungannya.
Contohnya, dikeluarkannya produk pembilas Molto sekali bilas yang mengajak orang untuk menghemat air karena penggunaan produk ini memerlukan jauh lebih sedikit air. Juga, dengan produk Pure it karena kepedulian makin rendahnya kualitas air saat ini, Strategi tersebut dituangkan dalam Unilever Sustainable Living Plan, yang diluncurkan pada akhir 2010 lalu.
Ia menjelaskan, ada tiga hal yang signifikan dalam Unilever Sustainable Living Plan. Pertama, pertama mencakup seluruh portofolio Unilever serta 180 negara tempat perusahaan ini beroperasi. Kedua, berkaitan dengan lingkungan, yang mana rencana ini tidak hanya mencakup dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh pabrik, kantor, laboratorium Unilever terhadap lingkungan, tapi juga menuntut perusahaan ini bertindak secara bertanggunjawab dalam semua kegiatan di sepanjang rantai nilai.
"Mulai dari pemilihan bahan baku produk sampai penggunaan air dan negeri yang diperlukan konsumen saat memakai produk kami," Paul menandaskan.
Ketiga, bagi Unilever, sustainability bukan melulu berkaitan dengan lingkungan, melainkan mencakup unsur sosial dan ekonomi juga. Pihaknya membuat produk yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat.
Tentang Indonesia
Akhir September 2011 lalu, Paul memberikan kuliah umum di Universitas Indonesia dengan tema 'Doing Business Differently - growing sustainably in a resources-constrained world. Dalam paparannya, ia menyampaikan 3 tren utama yang dipercaya akan memiliki dampak besar pada bagaimana dan di mana Unilever melakukan bisnis di tahun 2020. "Tren yang pertama adalah pergeseran kekuatan ekonomi ke Timur dan ke Selatan, di mana Cina, India, Rusia, Brazil, dan tentu saja Indonesia akan mengambil peran utama dalam tatanan dunia baru," ujarnya.
Dengan tren itu, kata Paul, pusat gravitasi dari bisnis Unilever pun akan bergeser ke Timur dan Selatan. Pada tahun 2020 sebanyak 70 persen dari penjualan Unilever akan berada di luar Eropa dan Amerika Utara.
Tren besar kedua, papar Paul Polman adalah bergesernya kekuatan kepada konsumen. Digitalisasi komunikasi dan media memberikan kekuatan besar bagi individu dan pengembangan search engine yang canggih serta perangkat mobile yang lebih terjangkau akan meberikan akses gratis dan mudah bagi orang untuk mendapat kan informasi.
"Tren besar ketiga dan yang paling penting adalah apa yang kita sebut sebagai the end of the age of abundance. Kita menghadapi masa depan di mana sumber daya yang paling dasar, yakni bahan pangan, energi dan air, akan menjadi langka," kata Paul.
Di samping itu, ia pun menyoroti berkembangnya media sosial yang mendorong manusia menjadi global citizen saat ini. "Semua jadi unity, berkembang di seluruh penjuru dunia. Apa yang terjadi di belahan manapun membawa dampak besar di belahan dunia lain," ujarnya.
Unilever menyadari ini, bahwa kini media sosial menjadi bagian dari strategi penting. "Kami pun berubah, dari economic servant menjadi consumer servant, people servant, pelayan bagi masyarakat dan lingkungan," tegasnya.
Ia juga menegaskan, Unilever ingin kehadirannya bisa menjadi sumber dari berkembangnya nilai-nilai positif yang bisa membawa awak di dalamnya tumbuh ke kehidupan yang lebih baik, sehingga bisa membawa konsumen dan juga masyarakat di mana Unilever ada ke kehidupan yang lebih baik. Yanuar Jatnika/Berbagai sumber/Dimuat di Harian Jurnal Nasional edisi Senin, 30 Desember 2013
International Energy Association memperkirakan, pada tahun 2030, umat manusia perlu menghasilkan energi 50 persen lebih banyak dari yang diproduksi sekarang. Pada masa itu juga, umat manusia harus memproduksi 50 persen lebih banyak bahan pangan daripada yang kita panen saat ini.
Hal itu dikatakan Paul Polman, Chief Executive Officer (CEO) PT Unilever, sebuah perusahaan multinasional yang memproduksi beragam kebutuhan sehari-hari konsumen, mulai dari sabun mandi, sabun cuci, pasta gigi, makanan sampai eskrim.
"Kita perlu memikirkan bagaimana implikasi dari semua ini terhadap ketersediaan bahan pangan, air, sanitasi dan kebersihan dasar di kota-kota besar seperti Calcutta, Istanbul dan termasuk Jakarta. Unilever ingin menjadi bagian dari solusi untuk masalah ini. Kami percaya bahwa kami bisa berkontribusi," ayah tiga anak ini menerangkan.
Pria kelahiran Enshede, Belanda, pada 11 Juli 1956 ini dikenal sebagai tokoh bisnis terkemuka dalam gerakan keberlanjutan perusahaan. Tahun 2009 lalu, ia dipercaya menjadi Wakil Ketua Dewan Bisnis Dunia untuk Pengembangan Berkesinambungan.
Polman memulai karirnya di Procter & Gamble pada tahun 1979 dengan menjabat berbagai posisi eksekutif senior, termasuk sampai menjabat Group President of Europe pada tahun 2001. Tahun 2006, pria tiga anak ini bergabung dengan Nestle sebagai Chief Financial Efficer sekaligus merangkap Kepala Perwakilan Amerika. Januari 2009, Paul dipilih Unilever sebagai CEO menggantikan Patrick Cescau.
Sebagai CEO Unilever, dia berambisi untuk memperluas bisnis perusahaannya sekaligus mengurangi emisi terhadap lingkungan dan meningkatkan dampak positif bagi masyarakat. Sebagai bentuk pengakuan terhadap kontribusinya, Polman telah memperoleh Penghargaan Dewan Atlantik untuk Kepemimpinan Bisnis yang Luar Biasa dan Penghargaan CKPrahalad untuk Kepemimpinan Berkesinambungan Global.
Polman juga duduk sebagai Dewan Direksi Forum Consumer Goods global, anggota dewan konservasi internasional, wakil ketua kelompok kerja ketahanan pangan B-20, dan berbagai jabatan internasional lainnya dalam lingkup ketahanan pangan dan bisnis berkelanjutan.
Pria yang gemar membaca, lari marathon, dan naik gunung ini mengatakan, Unilever memiliki strategi untuk menumbuhkan bisnis dua kali lipat tanpa meningkatkan dampak negatif terhadap sumber daya di bumi. Saat ini, size bisnis Unilever, menurut Paul, sebesar 40 miliar euro, dan ditargerkan naik dobel menjadi 80 miliar euro dalam beberapa tahun ke depan. Namun, di saat bersamaan, pihaknya berupaya menurunkan dampak lingkungannya.
Contohnya, dikeluarkannya produk pembilas Molto sekali bilas yang mengajak orang untuk menghemat air karena penggunaan produk ini memerlukan jauh lebih sedikit air. Juga, dengan produk Pure it karena kepedulian makin rendahnya kualitas air saat ini, Strategi tersebut dituangkan dalam Unilever Sustainable Living Plan, yang diluncurkan pada akhir 2010 lalu.
Ia menjelaskan, ada tiga hal yang signifikan dalam Unilever Sustainable Living Plan. Pertama, pertama mencakup seluruh portofolio Unilever serta 180 negara tempat perusahaan ini beroperasi. Kedua, berkaitan dengan lingkungan, yang mana rencana ini tidak hanya mencakup dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh pabrik, kantor, laboratorium Unilever terhadap lingkungan, tapi juga menuntut perusahaan ini bertindak secara bertanggunjawab dalam semua kegiatan di sepanjang rantai nilai.
"Mulai dari pemilihan bahan baku produk sampai penggunaan air dan negeri yang diperlukan konsumen saat memakai produk kami," Paul menandaskan.
Ketiga, bagi Unilever, sustainability bukan melulu berkaitan dengan lingkungan, melainkan mencakup unsur sosial dan ekonomi juga. Pihaknya membuat produk yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat.
Tentang Indonesia
Akhir September 2011 lalu, Paul memberikan kuliah umum di Universitas Indonesia dengan tema 'Doing Business Differently - growing sustainably in a resources-constrained world. Dalam paparannya, ia menyampaikan 3 tren utama yang dipercaya akan memiliki dampak besar pada bagaimana dan di mana Unilever melakukan bisnis di tahun 2020. "Tren yang pertama adalah pergeseran kekuatan ekonomi ke Timur dan ke Selatan, di mana Cina, India, Rusia, Brazil, dan tentu saja Indonesia akan mengambil peran utama dalam tatanan dunia baru," ujarnya.
Dengan tren itu, kata Paul, pusat gravitasi dari bisnis Unilever pun akan bergeser ke Timur dan Selatan. Pada tahun 2020 sebanyak 70 persen dari penjualan Unilever akan berada di luar Eropa dan Amerika Utara.
Tren besar kedua, papar Paul Polman adalah bergesernya kekuatan kepada konsumen. Digitalisasi komunikasi dan media memberikan kekuatan besar bagi individu dan pengembangan search engine yang canggih serta perangkat mobile yang lebih terjangkau akan meberikan akses gratis dan mudah bagi orang untuk mendapat kan informasi.
"Tren besar ketiga dan yang paling penting adalah apa yang kita sebut sebagai the end of the age of abundance. Kita menghadapi masa depan di mana sumber daya yang paling dasar, yakni bahan pangan, energi dan air, akan menjadi langka," kata Paul.
Di samping itu, ia pun menyoroti berkembangnya media sosial yang mendorong manusia menjadi global citizen saat ini. "Semua jadi unity, berkembang di seluruh penjuru dunia. Apa yang terjadi di belahan manapun membawa dampak besar di belahan dunia lain," ujarnya.
Unilever menyadari ini, bahwa kini media sosial menjadi bagian dari strategi penting. "Kami pun berubah, dari economic servant menjadi consumer servant, people servant, pelayan bagi masyarakat dan lingkungan," tegasnya.
Ia juga menegaskan, Unilever ingin kehadirannya bisa menjadi sumber dari berkembangnya nilai-nilai positif yang bisa membawa awak di dalamnya tumbuh ke kehidupan yang lebih baik, sehingga bisa membawa konsumen dan juga masyarakat di mana Unilever ada ke kehidupan yang lebih baik. Yanuar Jatnika/Berbagai sumber/Dimuat di Harian Jurnal Nasional edisi Senin, 30 Desember 2013
Halo,
BalasHapusApakah Anda secara finansial turun? mendapatkan pinjaman sekarang dan bisnis Anda menghidupkan kembali, Kami adalah pemberi pinjaman dapat diandalkan dan kami memulai program pinjaman ini untuk memberantas kemiskinan dan menciptakan kesempatan bagi yang kurang istimewa untuk memungkinkan mereka membangun sendiri dan menghidupkan kembali bisnis mereka. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi kami melalui email: gloryloanfirm@gmail.com. mengisi formulir Informasi Debitur berikut:
Nama lengkap: _______________
Negara: __________________
Sex: ______________________
Umur: ______________________
Jumlah Pinjaman Dibutuhkan: _______
Durasi Pinjaman: ____________
Tujuan pinjaman: _____________
Nomor ponsel: ________
silahkan mengajukan permohonan perusahaan yang sah.
Halo,
BalasHapusIni untuk memberi tahu masyarakat bahwa Nyonya Charity White, pemberi pinjaman swasta memiliki kesempatan finansial untuk semua orang yang membutuhkan bantuan keuangan, membayar tagihan, untuk berinvestasi dalam bisnis baru atau untuk meningkatkan bisnis Anda. Kami memberikan pinjaman dengan bunga sebesar 2% kepada perusahaan dan perorangan. Ini tidak memerlukan banyak dokumen, juga syarat dan ketentuan yang jelas dan peka. Hubungi kami via e-mail: (charitywhitefinancialfirm@gmail.com) Kami akan memberikan layanan terbaik kami.
Hubungi kami:
BalasHapusvia BBM INVITE: {D8980E0B}
WhatsApp: (+ 44) 7480 729811
Tel .... (+ 44) 7480 729811
e_mail: (iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com)
Apakah Anda memerlukan pinjaman yang sah, jujur, bereputasi dan mendesak? Pencarian Anda untuk pinjaman yang sah berakhir di sini hari ini karena kami di sini untuk memenuhi kebutuhan keuangan Anda. Jika Anda telah ditolak pinjaman oleh bank atau lembaga keuangan dengan alasan apa pun jangan khawatir lagi tentang masalah keuangan Anda karena kami adalah solusi untuk kemalangan finansial Anda. Kami telah menyediakan Miliaran (mata uang berbeda) dalam pinjaman bisnis kepada lebih dari 32.000 pemilik bisnis. Kami menggunakan teknologi risiko yang kami tentukan sendiri untuk memberi Anda pinjaman bisnis yang tepat sehingga Anda dapat tumbuh urusanmu. kami menawarkan pinjaman untuk semua jenis dengan tingkat bunga rendah dan juga jangka waktu untuk membayar kembali pinjaman. Apakah Anda memiliki kredit yang buruk? Apakah Anda memerlukan uang untuk membayar tagihan? Atau Anda merasa perlu memulai bisnis baru? Apakah Anda memiliki proyek yang belum selesai karena pendanaan yang buruk? Apakah Anda memerlukan uang untuk berinvestasi dalam spesialisasi apa pun yang akan menguntungkan Anda? ISKANDAR LESTARI LOAN COMPANY bertujuan untuk menyediakan layanan keuangan profesional yang sangat baik e_mail: (iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com)
saudara-saudara
BalasHapusSaya di sini untuk bersaksi tentang kebaikan Allah dalam hidup saya dan bagaimana saya diselamatkan dari tekanan finansial karena bisnis saya sedang menurun dan keluarga saya dalam keadaan asulit sehingga kami bahkan tidak dapat membayar uang sekolah untuk anak-anak, karena kepahitan mengambil alih hatiku
Suami saya juga menggagalkan karena kami menjalankan bisnis keluarga di (Surabaya, Jawa Timur) dimana kami jadi bingung suami saya mencoba untuk mendapatkana pinjaman dari bank dia menolak pinjaman jadi dia online mencari pinjaman karenaa dia ditipu oleh sone imposters online yang menjanjikan kepadanya pinjaman dan mengatakan harus membayar biaya untuk mendapatkan pinjaman sehingga husbank saya meminjam uang dari teman-temannya untuk membayar biaya maka mereka meminta biaya lagi dengan beberapa alasan dia harus pergi dan meminjam dari saudaranya di (Bekasi) untuk memastikan dia mendapatkan pinjaman setidaknya untuk membi/aayai kebutuhan keluarga dan setelah dia membuat biaya, dia diminta untuk membayar lagi dengan alasan tertentu, hal ini membuat keluarga kelaparan meningkat sehingga kami harus mengumpulkan makanan dari tetangga dekat kami. dan selama berbulan-bulan kami menderita dan bisnis ditutup untuk sementara waktu
Jadi satu sore yang setia sekitar pukul 14:00 tetangga dekat ini menelepon saya dan mengatakan bahwa dia akan mendapatkan pinjaman dari perusahaan pinjaman secara online sehingga jika dia mendapatkan pinjaman, dia akan mengenalkan saya ke perusahaan tersebut sehingga kami pergi ke ATM bersama-sama dan Memeriksa pinjaman itu tidak ada sehingga kami menunggu sekitar 30 menit kemudian kami mendapat peringatan di teleponnya dari banknya bahwa dia telah menerima monney di akunnya sehingga kami memeriksa saldo rekeningnya dan lihatlah 300 juta kepadanya sebagai pinjaman
Segera saya berteriak di depan umum sambil menangis dan pada saat itu yang bisa saya pikirkan adalah jika saya dengan jumlah seperti itu, masalah saya berakhir, jadi kami pulang ke rumah saya tidak memberi tahu suami saya, dari 1 juta dia memberi saya saya membeli beberapa bahan makanan di rumah dan berlangganan dan tetangga saya dan saya meminta pinjaman kepada perusahaan karena dia memberi saya pedoman sehingga kami mengikuti prosesnya karena prosesnya sama sehingga setelah semua prosesnya, rekan-rekan saya diberi pinjaman oleh saya
.(`’•.¸(` ‘•. ¸* ¸.•’´)¸.•’´)..
«´ ONE BILLION RISING FUND¨`»
(onebillionrisingfund@gmail.com)
..(¸. •’´(¸.•’´ * `’•.¸)`’•.¸ )..
BBM: D8E814FC
Anda juga bisa mendaftar sekarang dan menyelesaikan masalah keuangan Anda
Saya berbagi cerita ini karena saya tahu bahwa begitu banyak orang di luar sana memerlukan bantuan keuangan dan perusahaan akan membantu Anda
Gmail saya adalah
Ratu Efendi Lisa
efendiqueenlisa@gmail.com